Saat ini perselingkuhan sudah menjadi trend dalam kehidupan masyarakat baik dikalangan bawah, menengah maupun kalangan atas. Seperti jamur dimusim hujan dimana bukan orang dewasa saja yang melakukan perselingkuhan bahkan di usia remaja hingga lanjut usia pun banyak yang terkena demam perselingkuhan sampai-sampai lirik lagu para penyanyi saat ini juga menceritakan tentang perselingkuhan. Banyak yang menjadi korban akibat perselingkuhan, terutama pasangan yang sudah pasti akan hancur hatinya melihat pasanganya telah mengkhianati komitmen dan kejujuran serta kepercayaan yang telah mereka bina. Terlebih lagi jika mereka adalah pasangan yang sudah menikah dan mempunyai anak, tentunya anak-anak mereka akan menanggung beban akibat perselingkuhan orang tua mereka.
Kasus perselingkuhan dari tahun ke tahunnya mengalami “peningkatan” yang signifikan. Saya membaca sebuah artikel yang ditulis sigit wahyu (sigitwahyu.net > sumber: Republika) yang memberitakan: Ustzh. Mimin Aminah, beliau adalah seorang konsultan pernikahan dari Cahaya Islam Bandung, mengungkapkan bahwa dalam dua bulan terakhir beliau menerima 43 klien yang berkonsultasi. Masalah yang dikonsultasikan bervariasi, 3 orang konsultasi masalah non pernikahan. Sisanya berkaitan dengan masalah pernikahan. Dari 40 orang, ada 38 orang atau hampir 90 persen pasien yang datang mengeluhkan soal perselingkuhan. Satu angka yang amat mengkhawatirkan.
Beliau pun menemukan dua hal “unik”. Pertama, pelaku selingkuh ternyata bukan hanya laki-laki, tapi juga wanita. Ini menarik. Biasanya wanita memiliki komitmen, kesetiaan dan rasa iba lebih kuat, serta memiliki pertimbangan emosi yang lebih kuat. Kedua, pelaku selingkuh bukan hanya orang-orang yang tidak mengerti agama. Orang yang mengerti agama pun bisa berselingkuh. Jadi berhati-hatilah karena demam perselingkuhan bisa menyerang siapa saja.
Banyak artikel maupun forum tentang penyebap perselingkuhan. Namun disini saya tidak akan memuat tentang penyebapnya karena menurut saya penyebap perselingkuhan bisa dihindarkan jika tau cara untuk menghindarinya. Bagaimana cara untuk menghindarinya, silahkan simak beberapa poin berikut ini.
Kasus perselingkuhan dari tahun ke tahunnya mengalami “peningkatan” yang signifikan. Saya membaca sebuah artikel yang ditulis sigit wahyu (sigitwahyu.net > sumber: Republika) yang memberitakan: Ustzh. Mimin Aminah, beliau adalah seorang konsultan pernikahan dari Cahaya Islam Bandung, mengungkapkan bahwa dalam dua bulan terakhir beliau menerima 43 klien yang berkonsultasi. Masalah yang dikonsultasikan bervariasi, 3 orang konsultasi masalah non pernikahan. Sisanya berkaitan dengan masalah pernikahan. Dari 40 orang, ada 38 orang atau hampir 90 persen pasien yang datang mengeluhkan soal perselingkuhan. Satu angka yang amat mengkhawatirkan.
Beliau pun menemukan dua hal “unik”. Pertama, pelaku selingkuh ternyata bukan hanya laki-laki, tapi juga wanita. Ini menarik. Biasanya wanita memiliki komitmen, kesetiaan dan rasa iba lebih kuat, serta memiliki pertimbangan emosi yang lebih kuat. Kedua, pelaku selingkuh bukan hanya orang-orang yang tidak mengerti agama. Orang yang mengerti agama pun bisa berselingkuh. Jadi berhati-hatilah karena demam perselingkuhan bisa menyerang siapa saja.
Banyak artikel maupun forum tentang penyebap perselingkuhan. Namun disini saya tidak akan memuat tentang penyebapnya karena menurut saya penyebap perselingkuhan bisa dihindarkan jika tau cara untuk menghindarinya. Bagaimana cara untuk menghindarinya, silahkan simak beberapa poin berikut ini.
- Bangun Komitmen Spiritual: Sebuah perbuatan akan terjadi kalau ada peluang dan kemampuan. Keduanya hanya bisa dihalangi oleh kuatnya komitmen agama. Komitmen inilah yang membuat Nabi Yusuf mampu menghindari perselingkuhan dengan Zulaikha. Nabi Yusuf benar-benar mendapatkan kesempatan langka, namun ia tidak tergoda (QS Yusuf [12]: 23). Komitmen spiritual akan membuat seseorang takut dan tunduk pada kebenaran dan mampu berakhlak mulia. Pandangan, ucapan serta pergaulannya akan senantiasa dijaga.
- Untuk yang sudah menikah > Bangun Komitmen Berkeluarga: Pernikahan akan terasa dinamis, andai suami istri memiliki komitmen untuk memenuhi hak dan kewajibannya sebaik mungkin. Suami berkomitmen untuk menjadi kepala rumahtangga terbaik. Begitu pun istri, berkomitmen menjadi ratu di rumahtangga. Ketika fungsi-fungsi ini tidak berjalan, maka akan lahir ketimpangan dan penyelewengan.
- Bangun Komunikasi yang Sehat: Suami istri perlu membiasakan suasana komunikasi yang enak dan musyawarah. Suasana dialogis perlu dikembangkan untuk menjaga keharmonisan, melahirkan keterbukaan, mampu mendeteksi adanya perubahan sikap, serta mengetahui keadaan pasangan.
- Selesaikan Masalah Sejak Dini: Jangan sepelekan masalah yang timbul, termasuk masalah yang kita anggap kecil. Sebab, perselingkuhan sering berawal dari masalah-masalah sepele. Maka, berhati-hatilah ketika pasangan marah-marah melihat salah satu kebiasaan kita. Atau ia mengatakan bosan. Segera cari solusi terbaik yang menguntungkan kedua belah pihak.
- Jadilah Pasangan Tepercaya dan Dibutuhkan: Setiap pasangan harus mampu memberikan service memuaskan bagi pasangannya. Sehingga ia tidak mencari kepuasan di luar rumah. Suami atau istri harus menjadi penenteram bagi pasangannya ketika didera masalah. Ia hadir, membantu dan menenteramkan, bukan malah menambah masalah.
- Bersikap Bijak dan Tepat: Sikapi dengan bijak dan tepat bila mengetahui adanya gejala-gejala peselingkuhan. Caranya: [1] Kembalikan semua masalah kepada aturan Allah dan Rasul-Nya, [2] Tiap pasangan melakukan koreksi diri dan saling mengingatkan untuk menemukan dan menilai kesalahan yang telah terjadi. ( tri )
HATI-HATI DEMAM PERSELINGKUHAN.!!!
4/
5
Oleh
Aris Davinci