Mulutmu harimaumu, pastinya anda sering mendengar pepatah ini bukan!. Didalam kehidupan pasti ada saatnya kita mengeluarkan pendapat, mengeluarkan kata-kata hingga mengomentari sesuatu hal. Tapi sayangnya secara tidak disadari terkadang kita (termasuk saya sendiri) kurang hati-hati dalam mengeluarkan kata-kata. Karena bisa saja apa yang kita ucapkan bisa dipersepsi berbeda bagi orang lain. Apalagi jika kata-kata itu mengandung unsur penghinaan atau pengejekan tentunya ini akan berdampak kurang baik didalam kehidupan sosial.
Kita boleh saja tidak menyukai apa yang kita lihat, tidak suka dengan apa yang orang lain perbuat atau segala sesuatu yang membuat mulut kita berkomentar. Namun bukan berarti kita bisa seenaknya berkomentar. Segala perkataan yang akan diucapkan hendaknya harus kita perhatikan dan memikirkannya dengan matang agar tidak menyinggung perasaan orang lain. Jagalah ucapan kita jangan sampai ucapan kita merusak orang lain atau lebih parahnya lagi jangan sampai kita justru termakan oleh ucapan kita sendiri.
Baiklah... saya tidak akan panjang lebar karena ada hal yang lebih penting lagi dari tulisan ini yang perlu anda simak. Ada Beberapa Hadist yang menerangkan tentang judul yang saya tulis diatas. Kumpulan Hadist ini saya dapatkan dari Ibu Sugiastuti Sri (seorang penulis di Kompasiana). Berikut ini pesan Nabi yang diriwayatkan oleh para sahabat. Silahkan anda simak.
Kita semua menyadari sebagai manusia tidak ada yang sempurna dan tentunya tidak ada mulut manusia yang luput dari kesalahan (karena memang lidah tak bertulang). Hadist yang telah diterangkan diatas adalah bagian dari ilmu yang menjadikan kita lebih memahami untuk kita amalkan dalam kehidupan kita. Karena ilmu akan tidak bermanfaat jika kita tidak mengamalkannya. Mudah-mudahan ini bisa bermanfaat bagi kita semua.. Amin.
Sumber Gambar : http://goenz.deviantart.com/art/Mulutmu-Harimaumu-254769782
Kita boleh saja tidak menyukai apa yang kita lihat, tidak suka dengan apa yang orang lain perbuat atau segala sesuatu yang membuat mulut kita berkomentar. Namun bukan berarti kita bisa seenaknya berkomentar. Segala perkataan yang akan diucapkan hendaknya harus kita perhatikan dan memikirkannya dengan matang agar tidak menyinggung perasaan orang lain. Jagalah ucapan kita jangan sampai ucapan kita merusak orang lain atau lebih parahnya lagi jangan sampai kita justru termakan oleh ucapan kita sendiri.
Baiklah... saya tidak akan panjang lebar karena ada hal yang lebih penting lagi dari tulisan ini yang perlu anda simak. Ada Beberapa Hadist yang menerangkan tentang judul yang saya tulis diatas. Kumpulan Hadist ini saya dapatkan dari Ibu Sugiastuti Sri (seorang penulis di Kompasiana). Berikut ini pesan Nabi yang diriwayatkan oleh para sahabat. Silahkan anda simak.
- Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah berbicara yang baik-baik atau diam. (HR. Bukhari)
- Siapa yang memberi jaminan kepadaku untuk memelihara di antara rahangnya (mulut) dan di antara kedua pahanya (kemaluan) niscaya aku menjamin baginya surga. (HR. Bukhari)
- Barang siapa akhir ucapannya “Laa ilaaha illallah” ‘Tiada Tuhan selain Allah’ niscaya dia masuk surga.( HR. Abu Dawud)
- Sesungguhnya di antara ungkapan kata dan keterangan adalah sihir. (HR. Bukhari)
- Bila seorang dari kamu sedang marah hendaklah diam. (HR. Ahmad). Bicara di saat emosi atau marah dapat menyesatkan.
- Diam (tidak bicara) adalah suatu kebijaksanaan dan sedikit orang yang melakukannya. (HR. Ibnu Hibban)
- Sesungguhnya Allah melarang kamu banyak omong, yang diomongkan, dan menyia-nyiakan harta serta banyak bertanya. (HR. Asysyihaab)
- Apabila ada orang yang mencaci-maki kamu tentang apa yang dia ketahui pada dirimu, janganlah kamu mencaci-maki dia tentang apa yang kamu ketahui pada dirinya karena pahalanya untuk kamu dan kecelakaan untuk dia. (HR. Ad-Dailami)
- Barang siapa banyak bicara maka banyak pula salahnya dan barangsiapa banyak salah maka banyak pula dosanya, dan barangsiapa banyak dosanya maka api neraka lebih utama baginya. (HR. Ath-Thabrani)
- Kebanyakan dosa anak Adam karena lidahnya. (HR. Ath-Thabrani dan Al-Baihaqi)
- Berhati-hatilah dalam memuji (menyanjung-nyanjung), sesungguhnya itu adalah penyembelihan. (HR. Bukhari)
- Seorang memuji-muji kawannya di hadapan Nabi Saw, lalu beliau berkata kepadanya, “Waspadalah kamu, sesungguhnya kamu telah memenggal lehernya, sesungguhnya kamu telah memenggal lehernya (diucapkan berulang-ulang)”. (HR. Ahmad)
- Taburkanlah pasir ke wajah orang-orang yang suka memuji dan menyanjung-nyanjung.(HR. Muslim)
- Tahukah kamu apa ghibah itu? Para sahabat menjawab, “Allah dan rasulNya lebih mengetahui.”Beliau bersabda, “Menyebut-nyebut sesuatu tentang saudaramu hal-hal yang dia tidak sukai.”(HR. Muslim)
- Seorang mukmin bukanlah pengumpat, pengutuk, berkata keji atau berkata busuk (HR. Bukhari dan Al Hakim)
- Semua umatku diampuni kecuali yang berbuat (keji) terang-terangan yaitu yang melakukannya pada malam hari lalu ditutup-tutupi oleh Allah, tetapi esok paginya dia membeberkan sendiri dengan berkata, “Hai Fulan, tadi malam aku berbuat begini…begini.” Dia membuka tabir yang telah disekat oleh Allah Azza wajalla. (Mutafaq’alaih)
- Yang paling aku takutkan bagi umatku adalah orang munafik yang pandai bersilat lidah. (HR. Abu Ya’la)
Kita semua menyadari sebagai manusia tidak ada yang sempurna dan tentunya tidak ada mulut manusia yang luput dari kesalahan (karena memang lidah tak bertulang). Hadist yang telah diterangkan diatas adalah bagian dari ilmu yang menjadikan kita lebih memahami untuk kita amalkan dalam kehidupan kita. Karena ilmu akan tidak bermanfaat jika kita tidak mengamalkannya. Mudah-mudahan ini bisa bermanfaat bagi kita semua.. Amin.
Sumber Gambar : http://goenz.deviantart.com/art/Mulutmu-Harimaumu-254769782
Mulutmu Harimaumu, Hindari Bicara Buruk (dari Hadist)
4/
5
Oleh
Aris Davinci