Wednesday, January 11, 2017

HERCULES Sang Mantan PEJUANG NKRI: Kisah dan Fakta SANGAR Preman Yang Pernah Ditakuti Seantero Jakarta.


Patriot NKRI - Siapa yang tidak kenal dengan pria yang satu ini, Hercules. Pria yang terkenal sebagai penguasa Tanah Abang ini, adalah mantan pejuang yang mendukung NKRI ketika Timor-Timur sedang bergejolak karena ada beberapa pemberontak yang ingin melepaskan diri dari NKRI. 

Sempat meniti karir sebagai mekanik di Jakarta Timur awal tahun 1987, Hercules memutuskan meninggalkannya dan pindah ke Tanah Abang. Dan di situlah dia membangun karir menjadi seorang yang ditakuti seantero Tanah Abang.
Baca Juga: Mengingat Operasi Woyla: 3 Menit Paling MENEGANGKAN, Aksi HEROIK Yang Mengangkat Kopassus Di Tingkat Dunia
Banyak kelompok preman bertikai ketika itu, menurut kabar hampir tiap hari Hercules terlibat pertikaian antar geng. Meskipun demikian dia mengaku belum pernah sekali pun membunuh orang.

Seiring waktu, Hercules makin ditakuti di daerah yang terkenal keras tersebut. Musuhnya satu demi satu dikalahkannya. Hal itu diraihnya dari pertarungan-pertarungan itu, bahkan di masyarakat telah menjadi buah bibir bahwa Hercules mempunyai ilmu kebal.

Hal itu tersebar karena suatu ketika Hercules terlibat dalam sebuah pertarungan, dan sudah terkepung oleh musuh yang belasan orang. Tubuh Hercules dicabik-cabik, kabarnya ada 16 luka bacok yang dia terima. Musuhnya berpikir Hercules akan mati, tapi nyatanya pria bernama lengkap Hercules Rozario Marshal ini masih hidup sampai sekarang.

Satu cerita yang lebih menghebohkan terkait Hercules kehilangan mata kanannya. Kabarnya dalam sebuah pertikaian antar preman, Hercules tertembak dari jarak dekat.

Peluru itu pun sampai tembus ke belakang kepalanya. Namun lagi-lagi Hercules berhasil selamat. Berkali-kali lolos dari kematian, Hercules tidak mengakui dirinya kebal, dia hanya bersyukur atas doa orang-orang di sekitarnya yang mendoakan dia selamat.


Hercules memang terkenal dermawan kepada orang-orang miskin, yatim piatu, bahkan pada korban bencana alam. Saat ini, pria yang berperawakan kurus ini mendirikan ormas sayap Partai Gerindra, Gerakan Rakyat Indonesia Baru (GRIB).

Lalu, bagaimana kisahnya sampai ia kemudian dikenal sebagai preman yang paling disegani? Mari kita ikuti kisahnya di sini.

Hercules Merupakan Nama Sandi di Radio Komunikasi

Julukan Hercules ini ternyata punya kisah sendiri. Sekitar tahun 1975 di Dili, Timor Timur, Rozario bertemu dengan Kolonel (Purn.) Gatot Purwanto. Pada saat itu, Gatot adalah anggota pasukan khusus yang pertama kali terjun dalam rangka mengintegrasikan Timor Timur ke Indonesia. Gatot menjelaskan bahwa Hercules merupakan nama sandi di radio komunikasi. Rozario saat itu menjadi anak buahnya.

Oleh Kopassus, Hercules dipercaya untuk menjaga gudang amunisi. Hercules begitu dipercaya oleh para tentara saat itu. Namun, sayang ia mengalami kecelakaan dalam menjalankan tugasnya tersebut. Diceritakan saat mengirimkan logistik, Hercules mengalami sebuah kecelakaan helikopter. Akibat kecelakaan tersebut, tangan kanannya putus. Hercules pun harus menjalani operasi. Hercules dibawa ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto, Jakarta Pusat untuk menjalani operasi. Itulah pertama kalinya Hercules menjejakkan kakinya di ibu kota.
Memiliki Kemampuan Membangun Jaringan yang Luar Biasa
Saat berada di Jakarta, Hercules tak serta merta menjadi preman. Pada awalnya, ia mendapat keterampilan elektronik dan bengkel dari Yayasan Tiara yang ia ikuti. Sosok Hercules dikenal sangat mudah membangun jaringan. Ia pandai berkawan dan juga loyal. Sempat bekerja di sebuah bengkel di Tanah Abang dan pernah tinggal di kolong jembatan, Hercules kemudian memiliki kelompok. Sejumlah temannya yang berasal dari Timor Timur seperti Logo vallenberg, Alfredo Monteiro Pires, Jimmy, Luis, Germano, dan Anis mengikuti jejaknya. Tanah Abang pun jadi daerah kekuasaannya.

Memiliki Kemampuan Membangun Jaringan yang Luar Biasa 

Tak butuh waktu lama sampai kemudian anggota Hercules kemudian mencapai belasan ribu orang. Daerah Tanah Abang dikenal sebagai daerah Lembah Hitam. Tak lain karena daerah itu, seperti yang diungkapkan Hercules, merupakan daerah yang tak bertuan. Bukan hal baru lagi jika setia malam sering terjadi perkelahian antar preman. Pembacokan dan pembunuhan jadi hal yang “lumrah” terjadi di sana.

Tidur dengan Pedang, Takut Diserang Musuh

Ketika masih tinggal di kolong jembatan, Hercules mengaku hidupnya tak pernah tenang. Bagaimana bisa tenang jika setiap harinya ada pertikaian yang terjadi antar preman? Demi keamanan dan menjaga dirinya sendiri, Hercules selalu membawa pedang ke mana pun ia pergi. Pedang selalu menempel di badannya. Saat mandi pun, pedang jadi teman setianya karena musuh bisa menyerang tanpa kenal waktu.

Meski ia merupakan preman yang paling ditakuti tapi tak bisa dipungkiri kalau tubuhnya banyak kekurangan. Badannya kurus dan tubuhnya tak begitu tinggi. Cuma tangan kirinya yang masih berfungsi dengan baik. Sedangkan tangan kanannya sebatas siku menggunakan tangan palsu. Lalu mata kanannya juga sudah diganti dengan bola mata buatan. Jika ia tak bisa menjaga dirinya dengan baik, dia bisa mati kapan saja diserang musuh.

Pernah Suatu Kali Hercules Mendapat Belasan Luka Bacok

Fisiknya mungkin tak gagah dan tegap tapi jangan tanyakan nyalinya. Hercules dan kelompoknya sering melakukan aksi yang menggegerkan. Mereka pernah melakukan penyerbuan ke Harian Indopos tak lain karena Hercules merasa pemberitaan koran tersebut merugikan dirinya. Tak terhitung juga banyaknya bentrokan dan tawuran antar preman yang dipimpin langsung oleh Hercules. Korban jiwa dan nyawa sudah banyak yang terenggut dalam setiap bentrokan atau pertikaian.

Baca Juga: Wow...! Begini Aksi Raider TNI AD Yang Bikin KAGUM dan TAKJUB. Ranger AS Langsung Minta BERGURU..!
Suatu kali pernah Hercules dijebak. Dia mendapat 16 luka bacok dan segera dilarikan ke UGD. Ajaibnya ia tak tewas. Selain itu, ada juga isu yang menyebutkan bahwa Hercules kebal peluru. Pernah ada peluru yang menembus matanya sampai ke bagian belakang kepala. Tapi toh nyawanya masih terselamatkan. Namun, ketika dimintai klarifikasi soal isu kebal peluru tersebut, Hercules menjawab kalau kenyataan dirinya masih selamat tak lain karena berbuat amal, membantu anak yatim piatu, dan doa mereka untuk dirinya.

Hercules Sering Berurusan dengan Polisi

Sering melakukan kekacauan dan pertikaian di muka umum, jelas sudah kalau Hercules sering berurusan dengan polisi. Tanggal 30 Agustus 2012 lalu, anak buah Hercules bentrok dengan anak buah dari John Kei. Bentrokan ini diduga dipicu masalah perebutan lahan sengketa. Petugas kepolisian sampai harus mengambil tindakan tegas yang berakibat tewasnya dua pelaku yang ditembak polisi. Hercules dan anak buahnya pun digiring ke Polda Metro Jaya.

Mundur beberapa tahun belakang, pada 9 September 2008, Hercules dan tujuh anak buahnya ditangkap dan ditahan polisi. Apa pasal? Hercules menganiayai seorang pengusaha dengan penyebab yang diduga karena persoalan hutang. Pada tahun 2005, Hercules dan anak buahnya melakukan penyerangan ke kantor redaksi Harian Indopos yang terletak di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Dalam kasus tersebut, Hercules kemudian harus mendekam di penjara selama dua bulan. Pernah juga Hercules dan 50 anak buahnya menjalani pemeriksaan di Ditreskrimum Polda Metro Jaya karena merasa tidak senang dengan keberadaan apel yang dilakukan oleh petugas kepolisian. Permasalahan itu juga berkaitan dengan pembangunan rumah toko di lokasi perumahan KJI (Kebon Jeruk Indah).

Baca Juga: Jalan Hidup Para Polisi TELADAN: Bripda Eka, Polwan CANTIK Yang Nyambi Jadi Tukang TAMBAL BAN
Aktif di kegiatan sosial


Hercules pernah jadi momok Jakarta, namun masa itu sekarang sudah lewat. Hercules hari ini sangat berbeda dari dulu dan ia pun mengatakan secara tegas kalau dirinya sudah berhenti dengan hal-hal semacam itu. Kini ia adalah seorang tokoh yang begitu aktif dalam hal-hal sosial. Sekarang seratus persen Hercules sudah meninggalkan masa lalunya yang kelam.

Sumber: merdeka.com | boombastis.com

Related Posts

HERCULES Sang Mantan PEJUANG NKRI: Kisah dan Fakta SANGAR Preman Yang Pernah Ditakuti Seantero Jakarta.
4/ 5
Oleh