Wednesday, October 16, 2013

Pelajaran Berharga dari Nenek Penjual Sapu

 
Gambar Ilustrasi
Seorang teman menceritakan kekagumannya pada seorang nenek yang mangkal di depan Pasar Godean, Sleman, Yogyakarta. Ketika itu hari Minggu, saat dia dan keluarganya hendak pulang usai silaturahim bersama kerabat, mereka melewati Pasar Godean.

Ibu dan teman saya tergoda membeli ayam goreng di depan pasar untuk sajian makan malam mereka sekeluarga. Kebetulan hari mulai gelap. Di samping warung ayam goreng tersebut ada seorang nenek berpakaian lusuh bak pengemis, duduk bersimpuh tanpa alas, sambil merangkul tiga ikat sapu lidi. Keadaannya terlihat payah, lemah, dan tak berdaya. Setelah membayar ayam goreng, ibu teman saya bermaksud memberi uang 2000 rupiah karena iba dan menganggap nenek tadi pengemis. Saat menyodorkan lembaran uang tadi, tidak diduga si nenek malah menunduk kecewa dan menggeleng pelan. Sekali lagi diberi uang, sekali lagi nenek itu menolak.

Penjual ayam goreng yang kebetulan melihat kejadian itu kemudian menjelaskan bahwa nenek itu bukanlah pengemis, melainkan penjual sapu lidi. Paham akan maksud keberadaan sang nenek yang sebenarnya, ibu teman saya akhirnya memutuskan membeli tiga sapunya yang berharga Rp. 1.500,- per ikat. Meskipun sapunya jarang-jarang dan tidak bagus, ikatannya pun longgar.

Menerima uang Rp. 5.000,- si nenek tampak ngedumel sendiri. Ternyata dia tidak punya uang kembalian, "Ambil saja uang kembaliannya,", kata ibu teman saya. Namun, si nenek ngotot untuk mencari uang kembalian Rp. 500,-. Dia lalu bangkit dan dengan susah payah menukar uang di warung terdekat.

Ibu teman saya terpaku melihat polah sang nenek. Sesampainya di mobil, ia masih terus berpikir, bagaimana mungkin di zaman sekarang masih ada orang yang begitu jujur, mandiri, dan mempunyai harga diri yang begitu tinggi.

 
Pelajaran Berharga yang dapat kita ambil:
  • Nenek tersebut telah mengajarkan kepada kita tentang arti kerja keras, kita yang masih muda mestinya merasa malu dan mau merubah kemalasan menjadi sebuah aksi nyata kerja keras yang istiqomah, demi kewibawaan dan hidup yang jauh lebih baik.
  • Rejeki tidak datang dari apa yg diberikan oleh orang lain, tapi datang dari keyakinan dan kerja keras kita sendiri.
Source: www.kisahinspirasi.com  

PR Terakhir dari Guruku yang Takkan Terlupakan



Kisah inspirasi yang akan saya bagikan kali ini ini adalah sebuah kisah nyata yang baru-baru ini terjadi di Jepang. Kematian kadang disertai insting dari orang tersebut. Sehingga orang itu bisa merasakan bahwa sebenarnya waktu yang ia miliki tak banyak lagi.

Itulah yang terjadi pada seorang guru di Jepang. Sebelum ia menghembuskan nafas terakhir, ia masih sempat menuliskan PR untuk para siswanya. Bila biasanya PR itu membuat para murid malas mengerjakannya, ada yang berbeda dengan PR yang satu ini. Tugas rumah yang diberikan oleh guru ini justru membuat para siswanya menangis.

Guru itu menuliskan sebuah PR di papan tulis. Dengan sebuah kapur, ia mulai memberikan tugas terakhirnya pada murid-muridnya. Begini tulisan yang tertera pada papan tulis tersebut.
PR terakhir dari sang guru sebelum meninggal. (c) rocketnews24.com


PR Terakhir
Tidak ada batas waktu.
Jadilah orang yang bahagia.
Saat kalian mulai mengerjakan tugas ini, mungkin aku sudah ada di surga.
Tidak usah buru-buru mengerjakannya. Kalian bebas menggunakan waktu yang dimiliki.
Tapi suatu hari, tolong kumpulkan padaku dan katakan, "Aku sudah melakukannya. Aku sudah bahagia."
Aku akan menunggu.


Tulisan di papan hitam itu menjadi salah satu PR paling mengharukan di dunia. Bahkan salah satu akun Twitter membagikan foto terakhir dari papan tersebut. Guru yang menuliskan tugas ini baru saja meninggal.

Namun apa yang ia sempat lakukan di nafas-nafas terakhirnya sungguh mengesankan. Ia benar-benar melakukan tugasnya sebagai seorang guru, yaitu memastikan bahwa anak didiknya bukan hanya belajar atas tuntutan akademis. Namun juga untuk menjadi seorang yang bahagia.

Guru memang merupakan salah satu sosok yang berjasa bagi kehidupan seseorang. Masih ingatkah Anda dengan guru yang paling Anda sayangi dan sudahkah kita menjadi sosok yang baik, seperti yang dia ajarkan? Semoga dedikasi guru kita tak menguap dimakan usia, namun benar-benar bisa menjadikan kita sosok yang belajar dan bahagia.

Friday, October 4, 2013

Ciri-Ciri Pria Yang Cocok Dijadikan Suami



Sempat bengong dan geleng-geleng kepala ketika melihat komentar dari salah satu pembaca yang mengatakan bahwa pria ideal untuk menjadi suami adalah yang dapat mencukupi kebutuhan finansial. Realistis memang, sayapun mengakui pemikiran tersebut termasuk realistis, tetapi apakah iya materi saja cukup untuk membangun rumah tangga?

Berguru pada pendahulu sebelumnya yang sudah mengarungi bahtera rumah tangga lebih dari 10 tahun, merekapun bercerita. Memang benar, materi adalah salah satu hal yang mendukung rumah tangga tetap hangat dan dapur tetap mengepul. Tetapi bukan itu saja yang patut dijadikan patokan untuk mencari suami.

"Kalau kaya, tapi suka nyiksa gimana hayo?" ungkap ibu Lani, yang sudah menikah selama 23 tahun dengan suaminya. Mencari suami memang gampang-gampang susah. Ketika merasa cocok dengan seseorang, eh ternyata dia sudah ada yang punya. Dan ketika ada yang naksir, rasanya tidak sesuai dengan harapan diri.

Tidak perlu sebingung itu sebenarnya. Sekalipun mencari suami bukanlah hal mudah, tetapi tak sedikit pula contoh wanita yang sukses membangun rumah tangga atas suami pilihannya.

Ya, kami setuju bahwa soal finansial menjadi pertimbangan Anda. Tetapi, ijinkan juga kami membagi tips lain, ciri pria yang cocok dijadikan suami dan akan membuat Anda bahagia: 

Mari kita mulai...

1. Penyayang
Lihat bagaimana caranya berbincang dengan anak kecil, berbincang dengan keluarga atau teman-teman Anda. Figur penyayang akan mudah akrab dan mudah dikangeni orang-orang di sekitar Anda. Dan hal ini tidak selalu bisa dipalsukan lho, karena rasa sayang itu biasanya datang secara alami.

2. Tahu Cara Berpenampilan
Anda tak harus memilih dan mencari pria yang doyan sekali dandan, tetapi setidaknya carilah pria yang doyan berpenampilan rapi. Pria yang tahu bagaimana berpakaian akan memperhatikan banyak hal dalam hal rumah tangga dan tidak segan turun tangan pada pekerjaan rumah.

Ia juga tidak akan pelit membelikan Anda baju baru hanya karena ingin mengirit. Baginya, semua harus imbang, antara penampilan dan kepribadian. 


3. Murah Senyum dan Doyan Humor
Jangan cari suami yang pelit senyum dan sok cool serta tidak suka bercanda. Percayalah, hidup Anda akan garing dan tidak bahagia.
Cari suami yang mudah tersenyum ramah sekalipun pada orang yang tidak dikenalnya, mungkin pada tetangga Anda, atau teman Anda. Cari pula yang doyan humor, dan tidak mudah marah ketika Anda menggodanya.
Di dalam rumah tangga, kalau masa deg-degan itu sudah hilang, maka humorlah yang akan membuat hubungan tetap hangat dan berlangsung lama. 

4. Tidak Gengsian
Pria yang doyan gengsi biasanya akan menyembunyikan kesalahan satu dan membuat kesalahan lain tanpa merasa berdosa. Ia juga tak segan akan mencari kambing hitam atau menyalahkan Anda atas apa yang telah dilakukannya.
Biasanya, gengsi ini juga yang akan menjadi sumber masalah ketika sedang berselisih paham atas hal kecil. Problem yang seharusnya sederhana bisa jadi besar karenanya. 

5. Sopan dan Tahu Berterima Kasih
Pria yang harus Anda jadikan suami adalah pria yang bisa bersikap sopan, baik di depan Anda, atau keluarga dan teman-teman Anda. Dengan demikian, ia akan menjadi orang yang tak hanya disegani, tetapi juga disayangi atas sikapnya.
Ia juga harus sosok yang tahu berterima kasih, sehingga ia akan sangat menghargai setiap hal kecil yang Anda lakukan untuknya. Lewat hal ini, Anda bisa membangun rumah tangga yang dasarnya kuat, karena saling menghargai satu sama lain.

Kalau mau mencari yang sempurna, sebenarnya masih banyak ciri-ciri pria yang pantas dijadikan suami. Namun, apabila 5 hal itu saja sudah bisa terpenuhi, wah Anda akan menjadi istri yang sangat bahagia dan beruntung.

Bagaimana, apakah sudah ada pria yang seperti kami sebutkan ciri-cirinya di atas di dekat Anda?

(http://www.vemale.com)